Cara Implementasi Fatigue Risk Management System yang Efektif di Perusahaan Tambang



Kelelahan (fatigue) merupakan salah satu masalah utama di industri tambang yang dapat mengakibatkan kecelakaan serius. Pekerjaan yang menuntut fisik, lingkungan kerja yang berat, serta jam kerja yang panjang membuat pekerja tambang sangat rentan terhadap kelelahan. Untuk mengatasi masalah ini, implementasi Fatigue Risk Management System (FRMS) menjadi sangat penting. Berikut adalah langkah-langkah dalam menerapkan FRMS secara efektif di perusahaan tambang.

1. Identifikasi Risiko Fatigue di Lapangan

Langkah pertama dalam mengimplementasikan FRMS adalah melakukan identifikasi risiko kelelahan di seluruh area kerja tambang. Hal ini melibatkan evaluasi faktor-faktor yang dapat memicu kelelahan, seperti:

  • Pola kerja bergiliran (shift work)

  • Durasi jam kerja yang panjang

  • Lingkungan kerja yang menantang (panas, bising, berdebu)

  • Beban kerja fisik yang berat

Mengidentifikasi risiko ini membantu perusahaan memahami faktor-faktor yang harus diatasi agar kelelahan dapat diminimalkan.

2. Edukasi dan Pelatihan Pekerja

Setelah risiko diidentifikasi, sangat penting untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada seluruh pekerja mengenai pentingnya manajemen kelelahan. Edukasi ini harus mencakup:

  • Bahaya dari kelelahan kerja, seperti gangguan konsentrasi, keterlambatan reaksi, dan peningkatan risiko kecelakaan.

  • Pentingnya istirahat yang cukup dan bagaimana pola tidur yang sehat.

  • Tanda-tanda kelelahan dan kapan harus melaporkan kondisi tersebut kepada supervisor.

Pelatihan ini juga harus mencakup pemahaman terhadap penggunaan teknologi dan alat monitoring yang diterapkan untuk mendeteksi kelelahan, seperti wearables atau perangkat IoT (Internet of Things).

3. Penerapan Teknologi Pemantauan

Implementasi FRMS yang efektif di tambang tidak bisa lepas dari pemanfaatan teknologi. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk memantau kondisi pekerja secara real-time dan mendeteksi tanda-tanda kelelahan sebelum terjadi kecelakaan. Beberapa alat teknologi yang bisa diterapkan antara lain:

  • Wearables: Jam tangan pintar atau gelang yang memonitor detak jantung, kualitas tidur, dan tingkat stres pekerja.

  • Dashboard Monitoring: Sistem berbasis IoT yang terhubung dengan wearables untuk memberikan laporan kondisi pekerja secara langsung kepada manajemen tambang.

Dengan teknologi ini, perusahaan dapat mengambil langkah preventif sebelum pekerja mengalami kelelahan parah, seperti memberikan istirahat tambahan atau rotasi tugas.

4. Perencanaan Shift yang Sehat

Pengelolaan jadwal kerja atau perencanaan shift yang baik sangat penting dalam mengurangi risiko kelelahan. Perusahaan tambang perlu memastikan bahwa:

  • Setiap pekerja memiliki jeda istirahat yang cukup antar shift.

  • Shift malam tidak terlalu sering diberikan kepada pekerja yang sama.

  • Ada fleksibilitas dalam rotasi shift untuk memastikan pekerja tidak terlalu kelelahan akibat pergantian jam kerja yang drastis.

Dengan perencanaan shift yang tepat, risiko kelelahan akibat kerja jangka panjang dapat dikurangi secara signifikan.

5. Evaluasi dan Tinjauan Berkala

FRMS harus selalu diperbarui dan dievaluasi secara berkala. Audit kelelahan perlu dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas sistem yang sudah diterapkan, dan juga untuk memastikan pekerja tetap mendapatkan perlindungan maksimal dari risiko kelelahan. Evaluasi ini juga bisa mencakup:

  • Pengumpulan data tentang pola tidur dan kelelahan pekerja.

  • Melacak penurunan jumlah kecelakaan atau insiden terkait kelelahan.

  • Menerima umpan balik dari pekerja mengenai sistem yang diterapkan.

Dengan evaluasi dan peningkatan secara berkelanjutan, perusahaan tambang dapat lebih efektif dalam mengelola risiko kelelahan dan menjaga keselamatan pekerjanya.

Kesimpulan

Implementasi Fatigue Risk Management System di perusahaan tambang memerlukan identifikasi risiko yang mendalam, edukasi yang baik kepada pekerja, pemanfaatan teknologi pemantauan kelelahan, perencanaan shift yang sehat, dan evaluasi berkelanjutan. Dengan langkah-langkah tersebut, risiko kecelakaan akibat kelelahan dapat diminimalkan, menjaga keselamatan dan produktivitas pekerja tambang tetap optimal.


Related Post