Mengelola Risiko Kelelahan: Penerapan Fatigue Risk Management di Lingkungan Kerja



Kelelahan merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan kerja yang seringkali diabaikan. Di berbagai industri, terutama yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi dan jam kerja yang panjang, risiko kelelahan tidak boleh dianggap remeh. Untuk mengatasi hal ini, banyak perusahaan telah mengimplementasikan Fatigue Risk Management Systems (FRMS) sebagai bagian dari upaya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja.

Apa itu Fatigue Risk Management?

Fatigue Risk Management (FRM) adalah sistem yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko kelelahan di tempat kerja. Sistem ini melibatkan berbagai pendekatan dan alat untuk memastikan pekerja tetap waspada dan mampu melakukan tugasnya dengan aman. Kelelahan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurang tidur, jam kerja yang panjang, pekerjaan malam, atau stres. Oleh karena itu, FRM tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga pada kesejahteraan mental pekerja.

Sistem FRM yang efektif biasanya mencakup beberapa komponen kunci, termasuk pemantauan tingkat kelelahan, perencanaan jadwal kerja yang lebih baik, pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang kelelahan, serta penggunaan teknologi untuk mendeteksi tanda-tanda kelelahan dini. Dengan mengintegrasikan semua elemen ini, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan akibat kelelahan dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan pekerja.

Jenis-Jenis Fatigue Risk Management yang Telah Diimplementasikan

  1. Fatigue Monitoring Systems
    Sistem pemantauan kelelahan adalah salah satu teknologi utama dalam FRM. Beberapa perusahaan telah menggunakan alat seperti SmartCap dan Guardian by Seeing Machines yang memantau tingkat kewaspadaan pekerja secara real-time. SmartCap, misalnya, adalah perangkat yang dipasang di topi pekerja dan memonitor aktivitas otak untuk mendeteksi tanda-tanda kelelahan. Jika terdeteksi penurunan kewaspadaan, perangkat ini akan memberikan peringatan kepada pekerja dan manajer.

  2. Predictive Analytics
    Pendekatan berbasis data ini menggunakan analisis prediktif untuk mengidentifikasi risiko kelelahan sebelum terjadi. PRISM by Predictive Safety adalah salah satu contoh perangkat lunak yang memanfaatkan data dari berbagai sumber, seperti pola tidur dan jadwal kerja, untuk memprediksi kapan seorang pekerja mungkin mengalami kelelahan. Dengan informasi ini, manajemen dapat melakukan penyesuaian jadwal atau memberikan intervensi lainnya untuk mencegah kelelahan.

  3. Fatigue Risk Management Systems (FRMS) di Industri Penerbangan
    Industri penerbangan adalah salah satu pelopor dalam penerapan FRMS. Maskapai seperti Qantas dan Air New Zealand telah mengadopsi FRMS untuk mengelola risiko kelelahan awak pesawat. Sistem ini mencakup pengelolaan jadwal penerbangan, pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang kelelahan, serta penggunaan teknologi untuk memantau kondisi fisik dan mental awak selama penerbangan. Dengan pendekatan ini, risiko kecelakaan akibat kelelahan dapat diminimalkan, sekaligus memastikan keselamatan penerbangan.

  4. In-Cab Alert Systems
    Di industri transportasi, sistem peringatan dalam kabin seperti DriveAlert telah diimplementasikan untuk memantau perilaku pengemudi dan mendeteksi tanda-tanda kelelahan. Sistem ini biasanya dilengkapi dengan kamera yang memantau pergerakan mata dan kepala pengemudi. Jika terdeteksi tanda-tanda kantuk, sistem akan memberikan peringatan untuk membangunkan pengemudi atau merekomendasikan istirahat.

Kesimpulan

Fatigue Risk Management bukan sekadar langkah preventif, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam keselamatan dan produktivitas perusahaan. Dengan mengimplementasikan sistem FRM yang efektif, perusahaan tidak hanya melindungi karyawannya dari risiko kecelakaan kerja, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan. Di masa depan, seiring dengan perkembangan teknologi dan pemahaman yang lebih baik tentang kelelahan, diharapkan lebih banyak perusahaan akan mengadopsi pendekatan ini untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan pekerja mereka.


Related Post